pembahasan prototyping model


Prototyping model

1.1  sejarah prototyping
    Pada tahun 1960-an: Teknik-teknik prototyping pertama cepat menjadi diakses pada tahun delapan puluhan kemudian dan mereka digunakan untuk produksi komponen prototipe dan model. Sejarah prototipe cepat dapat ditelusuri sampai akhir tahun enam puluhan, ketika seorang profesor teknik, Herbert Voelcker, mempertanyakan dirinya sendiri tentang kemungkinan melakukan hal-hal menarik dengan alat komputer dikontrol dan otomatis mesin. Alat-alat mesin baru saja mulai muncul di lantai pabrik itu. Voelcker  berusaha mencari jalan di mana alat-alat mesin otomatis dapat diprogram denganmenggunakan output dari program desain komputer.Kemudian 1970: Voelcker mengembangkan alat dasar matematika yang dengan jelas menggambarkan tiga aspek dimensi dan menghasilkan teori-teori awal teori algoritma dan matematika untuk pemodelan solid. Teori-teori ini membentuk dasar  program komputer modern yang digunakan untuk merancang hampir segala hal mekanis,mulai dari mobil mainan terkecil ke gedung pencakar langit tertinggi.
Teori Volecker  berubah metode perancangan pada tahun tujuh puluhan, namun, metode lama untuk merancang masih sangat banyak digunakan. Metode lama terlibat baik alat masinis ataumesin dikendalikan oleh komputer. Para cowok logam dipotong dan bagian yangdibutuhkan tetap sesuai kebutuhan. Namun, pada tahun 1987, Carl Deckard, bentuk peneliti dari University of Texas,datang dengan ide yang revolusioner yang baik.
Dia memelopori manufaktur yang berbasis lapisan, dimana ia memikirkan membangun lapisan model dengan lapisan. Dia cetak model 3D dengan menggunakan sinar laser untuk bedak sekering logam dalam prototipe solid, single layer pada suatu waktu. Deckard mengembangkan ide ini menjadi sebuah teknik yang disebut "Selective Laser Sintering".

1.2  pengertian prototyping model
      prototyping merupakan salah satu metodepengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berintraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan.
      Pada Prototyping Model kadang-kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum sofware tanpa detail input, proses atau detil output. Dilain waktu mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem oprasi atau rancangan from user interface.

1.3  tahapan Metode Prototyping
Hasil gambar untuk gambar tahapan model prototyping

a.       pengumpulan kebutuhan
     pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garisbesar sistem yana kan di buat.
b.      Membangun prototyping
      Membnagun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)
c.         Evaluasi prototyping
      Eveluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah protoyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan menggunakan langkah 1, 2, dan 3.
d.      Mengkodehkan system
      Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakatiditerjemahkan kedalam bahasa pemrograman yang sesuai.
e.       Menguji system
      Setelah system sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan denagan white box, black box, basis path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
f.       Evaluasi system
     Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sesuai dengan apa yang diharapkan.jika iya, langkah 7 dilakukan jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
g.      Menggunakan system
     Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

1.4  kelebihan dan kekurangan prototyping model
1.      kelebihan prototyping model
·         adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
·         Pengembang dapat bekerja lebihbaik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
·         Pelanggan berpran aktif dalam pengembangan sistem.
·         Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
·         Penerapan jadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkan.

2.      Kekurangan prototyping model
·         Pelanggan yang melihat working version dari model yang dimintanya tidak menyadari, bahwa mungkin saja prototype dibuat terburu-buru dan rancangan tidak tersusun dengan baik.
·         Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.
·         Pengembang kadang-kadang membuat implementasi sembarang. Karena ingin working version bekerja dengan cepat.



Comments

Popular posts from this blog

Incremental model

pembahasan fourth generation techniques (4GT)

pembahasan Spiral Model